A) Kondisi Akhir Shogun Kondisi Budaya, Ekonomi dan ilmu pengetahuan
Setelah
masuknya ekonomi uang keseluruh bangsa serta semakin banyaknya tuntutan selera
ekonomi kekeyaan semakin menumpuk ditangan keles pedagang. Kondisi Bakufu
sendiri berada dalam kesulitan keuangan sedangkan para samurai dan petani
berada pada kondisi kemiskinan. Setelah jaman Genroku berusaha untuk membangun
kembali keuangan dengan cara mencetak ulang mata uang. Menetapkan pajak
“kemawahan” (Goykin ) bagi pedagang kaya tetapi cara itu tidak berhasil.
Yoshimune
shogun kedelapan, mengeluarkan larangan keras terhadap kemewahan dan dekadensi.
Ia mendorong berkembangnya seni beladiri dikalangan kaum samurai dan
memerintahkan seluruh bangsa untuk hidup secara sederhana. Langkah lainya untuk
membantu keadaan keuangan berusaha mendorong pembukaan tanah pertanian baru dan
pertumbuhan industry. Hasil – hasil perbaikan ini juga tidak memuaskan.
Dengan
bertambahnya kesulitan keuangan, Bakufu dan para daimyo menjadi semakin keras
berusaha memungut pajak dari petani, yang mengakibatkan petani menderita
kemiskinan yang semakin parah. Banyak diantara mereka terpaksa melepaskan
tanahnya dan menjadi buruh tani meskipun beberapa petani yang lebih baik
keadaanya mulai membuka toko minuman keras atau menjadi lintah darat. Petani
yang paling miskin mulai berkelompok untuk membela haknya dengan cara paksa
atau untuk memberontak.
Novel –
novel populer dicetak dalam jumlah besar termasuk share–bone yaitu novel pendek
yang mengambil tema kehidupan di tempat – tempat hiburan dan Yomihon, yaitu
roman –roman sejarah panjang. Dalam
bidang kesenian. Bentuk – bentuk baru seperti nanga yang berasal dari gaya
populer di Cina Ming Ch’ing, atau gaya realisme yang berasal dari penelitian
akan alam seperti yan terlihat dalam karya Maruyama Okyo. Sedangkan seni
mencetak gambar dengan dengan cukilan kayu yang disebut ukiyo-e mengalami
kemajuan dalam segi teknis yang menuju kepada jaman emas nishiki-e (gambar
cetak polychrome). Baik dalam tema
maupun pada pribadi senimanya. Pendidikan
tersebar ke seluruh Negara. Disampin sekolah – sekolah yang diselenggarakan
oleh Bakufu dan Clan, juga terdapat terakoya atau sekolah di kuil, yang
merupakan sumber pendidikan bagi anan – anak pedagang dan petani, dan
merupakantempat dimana mereka dapat memperoleh dasar – dasar pendiikan
diantaranya membaca, menulis, berhitung.
Dalam
bidang ilmu pengetahuan, ajaran konghuchu resmi tetap berlangsung seperti
biasanya, tetapi jaman ini menyaksikan tampilnya Koku-Gaku (studi nasional)
yang mulai mengimbangi perhatian yang berlebihan pada ilmu pengetahuan dari
Cina dengan studi bahasa Jepang kuno, dan menganjurkan kembalinya cara hidup
dan pemikiran kuno dan bersifat pribumi. Deretan sarjana yang dimulai dengan
Kada-No-Azumamaro hingga Kamo-No-Mabuchi, Motoori Norinaga dan Hirata Aksutane,
menandakan suatu kebebasan baru bagi ilmu pengetahuan jepang dan lolosnya dari
pandangan yang sekian lama dikuasai oleh ilmu pengetahuan Cina. Koku-gaku juga
dapat disebut ilmu pengetahuan baru dalam pengertian bahwa orang –orang yang
bertanggung jawab atasnya terutama terdiri dari orang yang berasal dari kelas
pedagang atau petani.
Cabang
ilmu pengetahuan lain ialah ran-gaku atau “ ilmu pengetahuan belanda”. Bahasa
belanda telah lama dikenal oleh para penterjemah untuk bahasa belanda di
Nagasaki, tetapi shogun yoshimune menyuruh Aoki Konyo dan sarjana lain untuk
mempelajari bahasa tersebut. Maeno ryotaku, murid aoki bersama dengan sarjana –
sarjana lain berusaha keras dan berhasil menterjemahkan kitab Tafel anatomia,
karya belanda mengenal anatomi, dan sejak zaman ini bahasa Belanda dan bidang
ilmu pengetahuan yang berhubungan denganya menjadi cabang ilmu pengetauan yang
diakui di Jepang, yang secara menyeluruh dikenal sebagai Ran-gaku. Melalui ilmu
bahasa, cabang ilmu pengetahuan ini berkembang higga mencakup pelajaran dalam
berbagai bidang dari dunia barat, dan banyak pengetahuan baru seperti ilmu
kedokteran, ekonomi, ilmu alam dan kimiadiperkenalkan di Jepang.
Pemerintah Tokugawa mengalami masa
kejayaan yang panjang tetapi pada abad ke-19, kekuasaan Tokugawa mulai
mengalami kemunduran.Kaum samurai makin mengalami kesulitan keuangan dan hutang
yang terus meningkat. Di kota-kota mulai terjadi ketegangan-ketegangan antara
pedagang kaya dengan rakyat miskin, di desa-desa mulai ada perbedaan antara
yang memiliki tanah dan yang tidak memiliki tanah (Suryohadiprojo,1982:21).
Selain penyebab diatas, faktor lain yang meyebabkan runtuhnya pemerintahan
Tokugawa adalah berikut ini
a.Kaikoku (Pembukaan Negara)
Selama kurang lebih 250 tahun Jepang
menutup diri dari pengaruh luar.Jepang tidak menyadari adanya kemajuan-kemajuan
yang diperoleh bangsa barat, terutama dalam bidang industri. Perkembangan
kapitalisme mengakibatkan revolusi industri, sehingga bangsa barat melihat luar
negeri untuk mencari daerah pemasaran bagi hasil industrinya dan mencari sumber
bahan baku yang baru. Menjelang akhir abad ke-17 bangsa barat mendesak untuk
mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan Jepang. Bangsa barat yang pertama
datang ke Jepang adalah Rusia (Nurhayati,1987:33)
Pada tahun 1853 Amerika mengirimkan
utusan yang dipimpin oleh Commodore Matthew.C.Perry yang masuk ke Jepang
melalui teluk Edo. Menurut Nurhayati (1987 ;35), Perry membawa surat resmi dari
presiden Amerika Serikat yang menyatakan ingin mengadakan hubungan dagang
dengan Jepang dan juga dijelaskan bahwa kedatangan Perry adalah untuk meminta :
Perlindungan bagi pelaut Amerika yang mengalami kecelakaan di laut. Pembukaan
kota-kota pelabuhan bagi kapal-kapal Amerika untuk melakukan perbaikan kapal
dan menambah perbekalan.Pembukaan kota-kota pelabuhan untuk perniagaan.
Setelah surat itu disampaikan,
pemerintahan bakufu meminta waktu satu tahun untuk mempertimbangkan hal
tersebut. Setahun kemudian Perry kembali lagi ke Jepang dengan membawa armada
perangnya untuk memaksa Jepang agar mau membuka hubungan dengan Amerika.Perry
tidak segan-segan mengancam dengan kekerasan.Rakyat Jepang menolak kedatangan
bangsa asing dan mereka menyerukan slogan yang dikenal dengan Sonno Joi yang berarti hormati Tenno
dan usir kaum biadab (maksudnya orang-orang asing).Mereka menunjukkan sikap
yang anti terhadap bangsa asing. Di beberapa wilayah rakyat Jepang mengadakan
kekacauan-kekacauan untuk mengusir bangsa Barat (Nurhayati,1987:45).
Pada tanggal 31 Maret 1854
pemerintah Tokugawa akhirnya menandatangani perjanjian dengan Amerika di
Kanagawa yakni sebuah kampung nelayan di
Yokohama, lalu Amerika menempatkan Konsul Jendral yang bernama Townsend Harris
di Yokohama. Dengan demikian akhirnya Jepang dibuka setelah pengasingan yang
berlangsung sepanjang 250 tahun dan tidak lagi merupakan sebuah negara
terpencil dari masyarakat dunia (Nurhayati,1987:33).
b. Pemberontakan dalam Negeri
Sejak terjadinya pembukaan negara,
pemberontakan dalam negeri semakin meningkat karena rakyat Jepang tidak
menginginkan perjanjian tersebut ditandatangani oleh pemerintahan Tokugawa,
terutama pihak kekaisaran karena perjanjian itu belum memperoleh izin dari
kaisar.Penandatanganan perjanjian ini menimbulkan kekesalan dan gerakan anti
pemerintahan bakufu yang diwakili oleh daimyo Tozama. Hal-hal yang mereka
tentang antara lain adalah menentang adanya hubungan dagang dengan orang asing,
menginginkan pengembalian fungsi politik kepada kaisar, dan ingin menegakkan
kembali pemujaan terhadap Tenno dan agama Shinto serta kembali pada Shintoisme
yang murni sebagai reaksi dari Ryobu Shinto dan Budhisme (Nurhayati,1987:45).
Perjanjian dengan negara Barat juga
membawa dampak dimana perdagangan berkembang pesat. Golongan petani merupakan
produsen yang sangat membantu kehidupan golongan lain. Tetapi mereka sangat
menderita karena diwajibkan membayar pajak yang sangat tinggi dengan sebagian
hasil panen mereka.Ada semboyan yang berbunyi “kepada petani jangan diberi
kehidupan maupun kematian” artinya bahwa setiap petani harus ditempatkan
sebagai kelas masyarakat yang hanya wajib berproduksi dan membayar pajak.
Akibatnya kehidupan petani semakin
sulit dan akhirnya banyak yang meninggalkan lahan pertaniannya dan menjadi
buruh tani di tanah pertanian orang lain. Mereka juga mulai membentuk
kelompok-kelompok untuk membela haknya dengan kekerasan, memberontak, dan
melawan pemerintah (Nurhayati,1987:19). Pemberontakan petani yang tidak puas
terhadap pemerintah semakin hari semakin mengacaukan keadaan Jepang saat
itu.Disamping bencana alam dan bahaya kelaparan yang sering terjadi pada
pemerintahan Tokugawa menambah semangat rakyat untuk meruntuhkan kedudukan shogun.
Akibat dari penandatanganan
perjanjian tersebut, pemerintah Tokugawa tidak lagi memperoleh kepercayaan dari
rakyat untuk melindungi mereka dari pengaruh luar dan tidak dapat memberikan
perlindungan terhadap rakyatnya.Alasan ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak
yang ingin menggulingkan kekuasaan Tokugawa.Setelah terjadi beberapa peristiwa
buruk, maka pada tahun 1867 pemerintah Tokugawa menyerahkan kekuasaan pada
kaisar Meiji. Dengan demikian pemerintahan Tokugawa berakhir dan kekuasaan
penuh berada di tangan kaisar (Sihombing,1997:51).
Pada awalnya pemerintahan Shogun
dapat membuat kedamaian.Tetapi di balik itu pemerintahn Shogun mempraktekan
pemerintahan dengan tangan besi dan untuk kepentingan rezimnya. Keluarga
Tokugawa sebagai keluarga Shogun terakhir yang memerintah Jepang sebelum
Restorasi mempunyai koordinasi sebagai berikut:
1. Shogun: sebagai pemimpin
pemerintahan (kaisar hanya sebagai lambang saja).
2. Para Daimyo: sebagai pemerintahan
Gubernur/ Provinsi.
3. Samurai-samurai: sebagai serdadu.
Semua Shogun Tokugawa berpegang pada
tradisi kuno yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan Amaterasu Omokami
dan disusun memerintah dengan tangan besi.Kaisar terakhir pada masa Tokugawa
adalah Keiji sedangkan ibukota negaranya adalah Yedo. Kota tersebut merupakan
pusat administrasi dengan segala hukum dan undang-undangnya yang akan menjamin
supremasi bagi Shogun Tokugawa. Pemerintahan
Shogun selalu menentang aktifitas dan inisiatif dari setiap inidividu.Semua
aktifitas diawasi oleh pemerintah Shogun.Pada pertengahan abad ke-19 bagian
kedua pemerintah Shogun menghadapi keruntuhan.
C. Gokajo no Goseimon
Tokugawa Yoshinobu, Shogun Tokugawa
yang ke-15, menyampaikan pengunduran dirinya kepada kaisar pada bulan November
1867, mengakhiri kekuasaannya yang kurang lebih dua abad lamanya. Pada tanggal
3 Januari 1868 dikeluarkanlah sebuah pernyataan resmi tentang restorasi dan
kemudian dibentuk suatu pemerintahan yang sesuai dengan pola kuno dimana kaisar
menangani masalah-masalah politik.Pada tanggal 3 Januari itu pulalah para
pendukung restorasi mengambil keputusan-keputusan penting tentang peranan
keluarga Tokugawa dalam rezim yang baru.
Pada tanggal 6 April 1868 kaisar
mengeluarkan Sumpah Jabatan (Gokajo no
Goseimon) yang sangat penting yang terdiri dari lima pasal, yang
menggambarkan garis besar asas-asas yang harus dianut oleh pemerintahnya. Isi
dari piagam tersebut yakni :
1.
Dewan-dewan
musyawarah akan dibentuk secara luas dan tiap-tiap kebijaksanaan akan
ditetapkan berdasarkan musyawarah ; golongan tinggi dan rendah harus bersatu
dalam melaksanakan rencana-rencana bangsa dengan penuh gairah ;
2.
Semua
warga sipil dan pejabat militer dan rakyat diijinkan untuk memenuhi cita-cita
mereka, dengan demikian tidak ada ketidak puasan antara mereka.
3.
adat
istiadat masa lalu yang tidak baik harus dihapus, dan asas-asas yang adil dan
wajar haruslah menjadi dasar kebijaksanaan kita ; Pengetahuan harus dicari
keseluruh dunia dan dengan demikian kesejahteraan kerajaan dapat ditingkatkan.
Meskipun pasal yang pertama tidak
dimaksudkan sebagai suatu pernyataan tentang demokrasi modern, sumpah jabatan
itu, bagaimanapun adalah sangat progresif untuk masa itu.Sumpah itu menguatkan
asas politik yang baru berupa mendengarkan pendapat umum dan membuka negeri
bagi hubungan persahabaan dengan semua negeri di dunia.
Pemerintah kerajaan segera
mengumumkan satu rangkaian pemusatan otoritas politis di dalam negara kesatuan,
industrialisasi ekonomi, undang-undang pokok kaisar, wajib militer yang
universal, dan penciptaan suatu sistem pendidikan di seluruh negara.Dengan
demikian di masa datang tidak ada masyarakat yang buta huruf.
Perubahan-perubahan dalam
pemerintahan ini disusul dengan langkah-langkah yang meninggalkan tradisi lama.
Pemerintah baru mencatat kenyataan bahwa Edo merupakan pusat politik bangsa,
dan dalam bulan November 1868 pemerintah secara resmi memberinya nama baru
Tokyo (ibukota sebelah timur). Dalam bulan November kaisar hijrah dari Kyoto ke
ibukota baru itu dalam suatu pawai kebesaran, dan menetapkan kediaman resmi
tetapnya disana pada awal tahun 1869. .
Pada umumnya rezim baru itu menekankan
pentingnya kaisar memerintah bangsa.Maka setelah wafatnya kaisar Komei pada
tahun 1866, anak laki-lakinya yang baru berumur empat belas tahun yaitu
Mutsuhito menggantikannya.Semua pengumuman resmi pemerintah baru dibuat atas
namanya. Pada bulan Oktober 1868 Kaisar mengumumkan bahwa masa tahun-tahun
pemerintahannya adalah ”Meiji”
(pemerintahan yang cerah). Dengan demikian maka restorasi kerajaan tahun 1867 –
1868 dikenal dengan nama Restorasi Meiji, dan tahun-tahun antara 1868 – 1912
disebut era Meiji, karena Mutsuhito wafat tahun 1912.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar