Kamis, 24 Mei 2012

Perkembangan Kekuasaan Shogun

A)   Zaman Kamakura (1192 M – 1333 M)
Zaman bakufu Kamakura menghasilkan kebudayaan tersendiri dengan menggabungkan unsur –unsur kebudayaan samurai yang baru bangkit pada kebudayaan istana. Dapat dikatakan bahwa hal ini berarti kebangkitan kembali kebudayaan asli Jepang. Yang paling menonjol dalam kebudayaan zaman ini adalah bangkitnya aliran – aliran agama budha.
Dalam bidang kesenian, masa ini merupakan zaman emas seni pahat yang berupa patung keagamaan maupun patung manusia biasa. Dalam bidang seni lukis, dihasilkan lukisan gulung yang bermutu, sedangkan dalam bidang arsitektur terjadi pembangunan kuil dengan corak Sung yang di Jepang dikenal sebagai tenjiko-yo dan karayo. Sedangkan, dalam bidang kesusastraan, zaman ini ditandai dengan munculkan apa yang disebut “ Babat Ksatria” disamping puisi dan prosa bangsawan tradisional.
         Pada masa keshogunan kamakura industry mengalami kemajuan. Karena dibukanya daerah – daerah baru untuk penanaman padi dan kemajuan dalam teknik pertanian, produksi pertanian berlipat ganda dan kerajianan tangan juga mengalami perberkembangan. Perdagangan tumbuh dengan subur dan pasar –pasar yang diadakan 3 kali dalam sebulan, berkembang di pusat –pusat dalam shoen, di pusat komunikasi penting, dan di depan pintu gerbang kuil –kuil dan tempat ibadat. Pembuatan mata uang di Jepang telah lama dihentikan, tetapi system ekonominya mulai berkembang.

A)       Keadaan Shogun Setelah Pemerintahan Yuritomo

            Setelah Yoritomo wafat jabatan shogun digantikan oleh putranya yoriie dan Sonetomo yang menjabat secara bergantian. Namun sanetomo dibunuh oleh putra Yoriie, Kugyo dan keturunan Minomoto berakhir setelah tiga generasi. Kujo Yoritsune saudara jauh Yoritomo dari Kyoto dan diangkat menjadi shogun. Melihat kondisi Yoritsune yang masih kanak – kanak maka ia hanya dijadikan boneka. Maka pemerintahan berada di tangan mangkubumi. Yamg waktu itu depegang oleh Hojo Tokimasa, dan setelah wafatnya Hojo Tokimasa jabatan mangkubumi dijabat oleh putranya Yoshitoki.
         Dengan terhapusnya garis keturunan Minomoto membuka kesempatan bagi kaisar Gotoba  dalam usaha pengembalian kekuasaan kaisar dalam pemerintahan. Kesempatan yang terbuka di manfaatkan oleh Kaisar Gotoba untuk memberikan perintah kepada propinsi untuk menggulingkan Yoshitoki. Dan Kaisar Gotoba mengundurkan diri dan putranya kaisar Juntoku yang juga telah menarik diri, dibuang ke pulau Sado. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Jokyu.  Akibat kemenangannya bakufu mengambil alih lebih dari tiga ribu daerah milik istana. Dengan hal ini Yoshitoki diganti oleh Yasutoki dan kemudian oleh Tokiyori yang memperoleh sumpah setia rakyat banyak karena cara pemerintahannya yang adil dan tegas.
C. Bakufu Muromachi
Bakufu ini didirikan oleh Yoshimitsu. Kedudukan Yosimitsu selain sebagai shogun juga menjabat sebagai menteri utama, dengan jabatan ini ia mengambil bagian dalam kehidupan politik istana. Jabatan penasehat utama bagi Shogun yaitu Kanre di pegang secara bergantian oleh tiga cabang keluarga Ashikaga, kaum Hosakawa, kaum Shiba dan kaum Hatakeyama
            Para Shugo pada zaman Muromachi tidak mengabdi secara mutlak kepada Shogun, melainkan bertindak sesuai dengan kepentingannya masing-masing sehingga mengakibatkan landasan lembaga Bakufu menjadi sangat rapuh. Sementara itu shogun kedelapan, Yoshimasa mengabaikan pemerintahan dan hidup secara mewah tanpa memperhatikan pendeeritaan rakyat. Hal ini dilanjutkan dengan Pertentangan antara Hosokawa Katsumoto, dan Yamana Mochitoyo yang berpengaruh menjadi semakin ruwet karena perselisihan sekitar masalah pergantian Shogun.
Pertempuran yang di mulai di Kyoto pada tahun 1467, pertempuran ini di kenal sebagai perang saudara Onin. Akibatnya istana kekaisaran serta sejumlah tempat tinggal bangsawan, kuil serta tempat ibadah di Kyoto terbakar. Perang onin mengakibatkan surutnya wewenang dan kehancuran masyarakat berlangsung tanpa kendali. Peperangan yang berlangsung selama 1 abad ini dikenal dengan periode Sengoku.
Pada masa terjadinya zaman Sengoku, orang – orang eropa mulai berdatangan ke jepang untuk yang pertama kalinya. Kemudian dibukalah hubungan dengan bangsa barat. Pada tahun 1543 kapal portugis berlabuh di Tanegashima yang terletak dibagian selatan Kyushu. Mereka dating dengan membawa senjata dan diterima oleh jendral jepang serta dengan cepat menyebar keseluruh jepang.
Pada tahun 1549 Fransiskus,salah seorang pendiri Ordo Jesuit, tiba di Kagoshima dan membawa agama Kristen ke Jepang. Ia tinggal di jepang Selma dua tahun tiga bulan tetapi dalam waktu itu para misionaris berdatangan ke Jepang dan berusaha memperluas agamanya. Pada tahun 1582 jumlah penganut agama Kristen cukup banyak. Hideyoshi memberi perlindungan bagi agama Kristen tetapi ia cucriga atas agama Kristen akan mengalahkan agama Jepang Shinto dan budha yang merusak masyarakat.
Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa dan senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh dalam Peristiwa Honnōji 1582. Toyotomi Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590.
            Pada zaman Nobunaga dan Hideyoshi para Daimyo baru dan pedagang-pedagang kaya mulai menciptakan kebudayaan yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari dan terbuka. Dengan perkembangan arsitektur istana, timbul menghias pintu-pintu geser dan dinding-dinding rumah dengan lukisan dekoratif yang berwarna warni.

a.       Keadaan Masyarakat dan kebudayaan pada masa pemerintahan  Muromachi

            Sepanjang zaman ini organisasi otonom tumbuh di lingkungan pertanian. Para petani berkumpul untuk melindungi desa-desanya dari perusakan akibat perang. Dan sering kali mereka menolak pembayaran pajak yang terlalu tinggi atau pemerasan oleh lintah darat. Pemberontakan ini disebut Ikki. Di distrik Hokuriku dan Kinki, beberapa Ikki di atur oleh penganut Sekte budha Jodo shin dan Dikaga, Ikki berhasil menggulingkan Shugo local. Pemberontakan ini dikenal sebagai Ikko-Ikki.
            Dalam bidang industry mengalami perkembangan yang luar biasa. Pertanian, perikanan,dan pertambangan maju pesat. Dalam bidang sastra, kesusastraan bangsawan tradisioner mengalami kemunduran, tetapi kesusastraan rakyat biasa mulai muncul dalam bentuk-bentuk seperti Renga (sajak berantai), Otogizoshi(cerita populer), drama dan komedi. Dalam perkembangan kebudayaan terdapat perpaduan yang semakin akrab antara kebudayaan samurai dan bangsawan. Contohnya: kinkaku (paviliun perak) yang didirikan oleh Yoshi mitshu dan Ginkaku(pavilion perak) yang dididrikan oleh Yoshimasha, bangunan ini memperlihatkan kombinasi arsitektur samurai dengan arsitektur Budha.

D)      Bakufu Edo

            Tokugawa leyashu meneruskan pemerintahan dari Toyomi Hideyoshi dan menyempurnakan persatuan bangsa. Ia memperkuat kedudukannya selama zaman Nobunaga dan di beri wilayah delapan provinsi di daerah kanto oleh Hideyoshi.Dengan demikian ia membangun kekuatan yang bermarkas besar di Edo. Tokugawa leyashu memperoleh keberuntungan dari pertikaian yang terjadi antara pertikaian tentara Hedeyoshi dengan Ishida Mitshunari dalam perang yang menentukan Disekigahara memperoleh kemenangan yang besar. Hasilnya ia memperoleh pengukuhan hegemoni dari kaum Tokugawa. Pada tahun 1603 Leashu di tunjuk menjadi Shogun oleh kaisar.
Pemerintahan samurai pusat didirikan yang mengambil langkah pengendalian para daimyo, tekanan atas istana serta pengawasa atas para petani. Pengendalian terhadap para Daimyo memakan hampir seluruh tenaga leyashu, karena beberapa diantaranya menjadi kawasan sejawatnya dibawah Hideyoshi.
Leyashu menempatkan para daimyo yang tidak mempunyai ikatan erat dengan keluarga Tokugawa di daerah-daerah yang jauh misalnya di daerah Tohoku, sikoku, dan Kyushu. Dan juga menetapkan kitab undang-undang bagi keluarga ksatria yang mengatur secara tertulis kewajiban oara Daimyo. Leyashu juga menetapkan system yang di kenal sebagai Sankinkotai yang mewajibkan para daimyo untuk mrngabdi secara bergantian di Edo, sementara istri dan anak-anaknya harus tetap tinggal di daimyo. Para daimyo berada di bawah kawasan Bakufu dan secara mutlak bertugas mengabdi kepada Shogun.
            System penentuan kedudukan social seseorang dengan cara mengolongkan dalam salah satu dari empat kelas, yaitu samurai,petani,dan buruh atau pedagang yang di terapkan secara ketat. Hubungan feodal antara tuan dan hamba yang di pegang oleh para samurai dan di perluas di setiap kelas. Ikatan ketat yang serupa mengikat tuan tanah dan penghuni dikalangan para petani, mengikat murid kepada para karyawan ahli dikalangan pertukangan dan mengikat pegawai kepada kepala usaha di antara para pedagang. Pelanggaran ikatan ini di larang keras karena di anggap melanggar tata susunan masyarakat.

a.      Perkembangan Sosial Budaya Pada Masa Bakufu Edo

            Sejak pemeritahan Letshuna, bakufu mulai melonggarkan cara pemerintahan militer yang ketat untuk lebih memberi tekanan pada usaha pendidikan dan kebudayaan karena landasan bakufu telah aman dan perlu pengendalian terhadap para daimyo. Selama zaman administrasi birokrasi, industry domistik memperlihatkan perkembangannya dan produksi bertambah dengan cepat. Perhubungan juga mengalami perbaikan, peredaran bahan-bahan konsumsi menjadi lancar dan perdagangan juga bertambah maju. Pada puncak kemakmurannya, Edo merupakan kota yang terbesar di antara kota istana dan di perkirakan mempunyai penduduk satu juta orang. Dengan hal ini kemakmuran ekonomi, ilmu pengetahuan, kesastraan, dan kesenian maju dengan pesat.
            Kemajuan juga tercapai dalam penelitian sejarah Jepang, yang membawa pendekatan baru terhadap studi Mithe-Mithe. Dalam bidang kesusastraan timbul banyak sastra yang bersumber pada kehidupan kelas pedagang. Dalam bidang kesenian aliran Kano menjadi sumber pelukis-pelukis resmi bagi lembaga Shogun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar