Agama Budha
bisa masuk ke Myanmar di karenakan oleh hubungan perdagangan yang terjadi
antara Myanmar dan India yang jaraknya juga tidak berjauhan, dari
perdagangan-perdagangan itulah kemudian menjadikan Myanmar penganut agama Budha
dan menjadikan masyarakat Myanmar memegang dengan erat agama yang diturunkan
secara turun temurun tersebut. Setelah mengenal agama dan beberapa kebudayaan
India, maka bermunculan kerajaan-kerajaan kecil yang mulai didirikan oleh
masyarakat Myanmar. Semenjak mengenal kebudayaan dan agama India yang perlahan
mulai dianut oleh masyarakat Myanmar, maka Myanmar mulai memasuki zaman sejarah
yaitu dengan di berikannya ilmu tulis kepada masyarakat Myanmar oleh India.
Kerajaan yang pertama di wilayah Myanmar adalah kereajaan Pagan yang didirikan
oleh Anawratha, kerajaan ini berdiri cukup lama yaitu sekitar 2,5 abad dan
kemudian hancur karena serangan dari Tiongkok dengan raja Kubhilai Khan. Akibat hancurnya kerajaan Myanmar,
muncullah beberapa kerajaan kecil yang menghiasi wilayah Myanmar. Myanmar
kembali dapat dipersatukan oleh kerajaan Toungoo dibawah kepemimpinan Tabin
Shwehti, kerajaan ini juga sempat melebarkan wilayah kekuasaan sampai ke Siam
(kerajaan di Thailand). Kerajaan Toungoo adalah salah satu dinasti kerajaan
Burma pada saat itu, dinasti lain yang berdiri pada kerajaan Burma adalah
kerajaan Konbaung.
Perang
Inggris-Ava (Myanmar) pun terjadi pada tahun 1824, peperangan ini disebut juga
perang Anglo-Burmese I yang terjadi
pada 1824-1826. Dalam perang ini Burma harus merelakan Assam dan Manipur
kembali menjadi wilayah jajahan Inggris, Inggris terkenal dengan militer dan
persenjataan yang baik, hingga tak heran jika kerajaan Burma kalah. Untuk
mengurangi korban peperangan yang semakin banyak, maka kerajaan Ava mengadakan
perundingan dengan pihak Inggris yang disebut dengan perjanjian Yandabu (Treaty of Yandabo) pada 1826. Perang Anglo-Burmese kembali terjadi untuk
kedua kalinya ketika raja Kagan Min menghentikan hubungan perdagangan dengan Inggris, raja Kagan Min pun jatuh dan
digantikan oleh Mindon Min yang kemudian Mindon Min menyerah kepada Inggris,
dan akhirnya Inggris berhasil menguasai wilayah strategis Burma yaitu wilayah
di daerah lembah sungai Irawady yang disebut Lower Burma. Lower Burma
adalah adalah suatu wilayah yang dianeksasi Inggris, daerah ini meliputi
wilayah Burma bagian Selatan yang berpusat pada Rangoon. Karena daerah
strategis sudah menjadi wilayah kekuasaan Inggris, maka ibukota Burma dipindah
ke Mondalay pada tahun 1857. Peperangan Anglo-Burmese kembali terjadi untuk yang ketiga kalinya pada tahun
1885, namun kali ini kerajaan Burma memanfaatkan Perancis yang merupakan musuh
bebuyutan Inggris. Tujuan kerajaan Burma mengadakan hubungan rahasia dengan
Perancis adalah untuk mendapatkan kemerdekaan setelah wilayah Burma perlahan
dikuasai oleh Inggris, hubungan yang dilakukan oleh kerajaan Burma ini
menimbulkan kemaraha pada pihak Inggris hingga Inggris menyerang seluruh
wilayah Burma terutama ibukota Mondalay. Setelah berhasil menaklukkan wilayah
Burma, Inggris menahan raja Burma (Raja Thibaw) yang menjadi motor penggerak
hubungan rahasia Burma dengan Perancis. Akhirnya Raja Thibaw diasingkan ke
India oleh pemerintah Inggris pada tahun 1886, sejak saat itulah Myanmar resmi
menjadi wilayah jajahan Inggris. Pada awal tahun 1886, tepatnya tanggal 1
Januari 1886 Inggris menganeksasi wilayah yang disebut Upper Burma.
Selain itu Inggris juga mengirimkan imigran India ke
Burma, hal ini dilakukan oleh Inggris untuk mengurangi kepadatan yang berada di
India. Para Imigran India mulai beradaptasi dengan lingkungan Burma, hingga tak
heran jika pada tahun 1930-an perekonomian Rangoon dikuasai oleh orang India.
Burma dipisahkan oleh Inggris sebagai provinsi India pada 1937, pemisahan ini
dilakukan karena terdapat permasalah ekonomi yang kemudian berlanjut pada
masalah rasial (Shelby Tucker). Produksi pertanian Burma memburuk pada tahun
1930-an yang disebabkab oleh dikuasainya tanah pertanian Burma oleh rentenir
India, akibatnya muncul gerakan anti-India. Agar gerakan anti-India ini tidak
semakin meluas maka pemerintah Inggris atas saran dari Lord Simon untuk
memisahkan Burma dengan India, akhirnya Inggris memisahkan Burma dari Provinsi
India pada 1 April 1937. Akibat pemisaha itu, maka pemerintah Inggris
mendirikan pemerintahan sendiri di Burma yang terdiri dari dua bagian yaitu
Senat (upper house) yang terdiri dari
36 Anggota dan House of Representative
(lower house) yang terdiri dari 132
kursi.
Perubahan yang signifikan juga terjadi pada bidang
administrasi, pada awalnya segala bentuk pemerintahan Burma berada ditangan
biksu (pongyis). Semua berubah ketika
Inggris datang tanpa disengaja, hal inilah yang kemudian memunculkan kecemasan
dari pihak pendeta karena mereka berfikir bahwa Burma akan menjadi negara
sekuler (bersifat keduniaan), hingga para biksu ini mempelipori gerakan
nasionalisme (gerakan kemerdekaan).
Inggris juga mendirikan Universitas Rangoon untuk
mendapatkan masyarakat Burma yang berkualitas, sehingga dapat ditempatkan dalam
tenaga kerja dan pegawai kantor. Pemerintah Inggris juga membangun jalur kereta
api, sistem pos yang modern, dan beberapa alat komunikasi, yang mana kesemuanya
itu membutuhka orang yang berkaulutas untuk mengoperasikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar