Kamis, 24 Mei 2012

Awal Memulai Perjuangan

            Dukungan Akan Proklamasi. Karena disebabkan oleh sulitnya komunikasi dan penyegelan radio oleh Jepang membuat Proklamasi Kemerdekaan tidak banyak diketahui oleh daerah-daerah yang ada di Indonesia. Tetapi bagitu diketahui, banyak tokoh-tokoh di daerah menyatakan dukungannya terhadap Proklamasi. Dukungan itu banyak diwujudkan dengan pembentukan pemerintahan dan KNI setempat, dukungan juga banyak dikatakan oleh para pegawai Indonesia yang dahulu bekerja di jawatan Pemerintahan Pendudukan Jepang. 30 Agustus 1945 dengan disertai anggota polisi para pegawai ini melakukan konferensi di Jakarta, dalam konferensi tersebut mereka menyatakan diri sebagai pegawai dan polisi Indonesia. Sejak saat itu pulalah mereka mulai mengambil alih kantor pemerintahan dari Jepang.
            Sedangkan masyarakat umum menyatakan dukungannya dengan bentuk rapat-rapat raksasa, salah satu dukungannya pada tanggal 19 September 1945 di lapangan Ikada yang direncanakan oleh komite Van Aksi. Tujuannya tidak lain adalah agar para pemimpin pemerintahan berbicara langsung dengan rakyat.Rencana penyelenggaraan rapat raksasa dilakukan dengan dua cara yaitu persiapan pengerahan massa dan penyampaian rencana tersebut kepada Presiden dan Wakilnya. Pada prinsipnya pemerintah menyetujui hal tersebut, yang menjadi masalah adalah bagaimana sikap penguasa Jepang setelah mereka menyerah dan menjadi alat Sekutu. Masalah yang sulit ini lalu diangkat dalam sidang kabinet, sidang yang berlangsung sampai dini hari inipun tidak menghasilkan keputusan. Sidang yang dilanjutkan pada pukul 10 pagi yang juga dihadiri oleh para pemuda yang siap mendengarkan pidato dari pemimpin-pemimpinnya, menjadi tegang karena banyaknya pasukan bersenjata Jepang. Akhirnya, sidang memutuskan agar para pemimpin datang dan berhadapan langsung dengan massa untuk meminta mereka mematuhi perintah-perintahnya, selanjutnya mereka dibubarkan. Rapat raksasa 19 September 1945 adalah manivestasi pertama dari kewibawaan pemerintah Republik Indonesia pada rakyatnya. Meskipun hanya satu menit tetapi hal tersebut telah memberikan kepercayaan kepada rakyat akan potensinya sendiri.
            Perebutan Kekuasaan dan Senjata, beberapa daerah di Indonesia terjadi perebutan kekuasaan baik dengan cara kekerasan maupun diplomasi. Banyak para pegawai Jepang dirumahkan, dilarang memasuki kantor-kantor mereka. Salah satunya adalah peristiwa diSurabaya selama bulan September terjadi perebutan sejata di Arsenal Don Bosco, perebutan markas pertahanan Jawa Timur, pangkalan Angkatan Laut Ujung dan markas-markas tentara Jepang serta pabrik yang ada di seluruh kota.Selain itu perebutan kekuasaan juga terjadi di beberapa daerah atau kota besar yang ada di Indonesia.
            Menyusun Kekuatan Pertahanan dan Keamanan, pada bagian depan pembahasan makalah ini. 22 Agustus 1945 PPKI mengambil keputusan untuk membentuk BKR yang merupakan perubahan dari keputusan yang diambil sebelumnya, mengenai pembentukan tentara kebangsaan, BKR bertugas sebagai penjaga keamanan umum di daerah dibawah koordinasi KNI setempat. Hal itupun disahkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 23 Agustus 1945, sebagian para pemuda tidak puas dengan dibentuknya BKR. Para pemuda yang pada zaman Jepang mempunyai sumbangsih pada proses Proklamasi, menginginkan pembentukan tentara nasional. Tetapi akhirnya hal itu ditolak oleh pemerintah, maka dari itu mereka membentuk sebuah badan yang dinamakan Komite Van Aksi dibawah piminan Adam Malik, Soekarni, Chairul Saleh, dan lain-lain. Badan-badan yang bernaung dibawah Komite Van Aksi adalah:
a)      API;
b)      Bara;
c)      BBI;
d)      KRIS;
e)      PIM;
f)        Hizbullah;
g)      Sabilillah, dll.
Setelah mengalami tindakan provokatif dan agresif, oleh pasukan Belanda yang dikeluarkan tentara Sekutu dari tawanan Jepang, akhirnya pemerintah RI menyadari bahwa sebuah tentara reguler sangat dibutuhkan dalam mempertahankan kemerdekaan. Sejak itulah pembentukan badan keamanan mulai dilakukan, berkembangnya kekuatan pertahanan dan keamana yang begitu cepat membutuhkan satu pemimpin yang kuat dan berwibawa untuk mengatasi masalah yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar