Setelah perang Dunia II, tampak
seolah-olah pengikut komunis Yunani, dengan bantuan dari Negara-negara tetangga
yang telah menjadi negara satelit Rusia, akan mengambil alih kekuasaan di
negeri tersebut. Pihak yang mendukung Barat, Kerajaan Yunani yang anti komunis
melakukan upaya kecil untuk meningkatkan kondisi ekonomi bangsa yang buruk.
Sementara itu, Inggris menginformasikan kepada Amerika Serikat bahwa Inggris
akan memikul beban keuangan untuk membantu Yunani dan tetangganya, Turki. Pada
waktu yang bersamaan Uni Soviet terus menekan Turki agar mengakuinya melakukan
pengawasan bersama terhadap selat Dardanella dan Bosporus.
Jika Yunani dan Turki menjadi
komunis, berarti Rusia akan mendominasi bagian timur Mediterania, dan bagi
pihak Barat hal itu sekaligus merupakan ancaman terhadap hubungan mereka dengan
Timur Tengah yang kaya minyak serta rute pelayaran ke Timur jauh. Oleh karena
itu, presiden Truman memutuskan untuk mengambil pendirian tegas terhadap Uni
Soviet dan para pendukungnya. Dalam tahun 1947, Truman meletakkan kebijakan
yang kemudian menjadi dasar politik luar negeri terhadap Uni soviet.
Oleh karena tekanannya pada
perintangan ekspansi komunisme lebih jauh, maka Truaman Doctrine di anggap
memprakarsai suatu containment policy ( politik penahanan). Dalam penerapannya,
Amerika Serikat membangun kekuatan bersenjatanya sendiri dan memeberikan
bantuan militer dan ekonomis terhadap bangsa bangsa yang terancam. Yunani dan
Turki merupakan dua Negara yang pertama kali mendapatkan manfaat dari
containment policy tersebut. Congress Amerika Serikat menyediakan dana sebesar
$400 milliar untuk bantuan ekonomis dan militer kepada mereka dalam tahun 1947,
misi misi militer segera di gerakkan kepada kedua Negara tersebut, dan akhirnya
keduanya tidak menjadi satelit Uni Soviet.
Walaupun demikian ada beberapa
oposisi terhadap Truman doctrine tersebut. Berbagai kecaman menyebut bahwa
amerika serikat sedang menjamin Inggris ( balling out the British), membuat
benci orang orang Rusia, melangkaui PBB, mendukung pemerintahan yang tidak
demokratis di Yunani dan Turki, dan menghamburhamburkan uang.
Marshall plan
Kelaparan, kemiskinan, keputus
asaan, dan kekacauan merundung jutaan manusia selama berlangsungnya perang
dunia II. Dalam tahun 1943, PBB-UNO yang sesungguhnya belum berdiri secara
resmi membentuk suatu organisasi yang bernama United Nations Relief and
Rehabilitation Administration ( UNRRA ), untuk menolong korban korban perang,
orang orang terlantar yang negerinya di duduki oleh penyerang, menerima dari
UNRRA bantuan berupa makanan, pakaian, obat obatan, dan perlengkapan hidup
lainnya.
UNRRA yang terutama di danai oeh Amerika serikat, menolong jutaan
manusia dari kelaparan. Akan tetapi, dengan bantuan ini di khawatirkan bahwa
orang orang akan terperangkap dalam kebiasaan menerinm pertolongan, bukan
berbuat banyak untuk menolong dirinya sendiri. Kekhawatiran inilah yang mendorong menteri luar
negeri Amerika serikat, George G. Marshall, dalam tahun 1947 merekomendasikan
suatu program yang lebih konstruktif untuk menggantikan UNRRA. Program inilah yang kemudian di
kenalsebagai Mashall plan.
Marshall menyarankan kepada bangsa bangsa di eropa agar bekerja sama
menyusun daftar kebutuhan kebutuhan
mereka dan sumber sumber yang mereka miliki. Selanjutnya mereka di minta
merencanakan cara cara menolong diri mereka sendiri dengan bekerja sama satu
dengan yang lain. Setelah ini di lakukan, Amerika
Serikat, demikan kata Marshall, kan menyediakan dana bagi mereka untuk
memperbaiki kerusakan kerusakan yang di akibatkan oleh perang dunia II dan
membangun diri mereka sendiri seara ekonomis. Usul ini yaitu “ the European Recovery program
( ERP ),” secara poluler di kenal sebagai Marshall Plan.
Dalam rangka Marshall plan ini,
Amerika Serikat mengalirkan dana sebesar 12 milliar dollar kapada 16
negara/bangsa di Eropa antara 1948 dan 1952. Dari dana yang di alirkan itu,
sebagian besar kembali lagi ke Amerika Serikat dalam bentuk pembelian mesin
mesin dan baranga barang produk Amerika Serikat.
Marshall plan mengangkat semangat
semangat bangsa bangsa di eropa dengan mendemonstrasikan bahwa Amerika serikat
bersedia membagi kekayaannya kepada bangsa bangsa yang kurang beruntung.
Pemulihan besar yang di hasilkan dalam perekonomian eropa menjamin lebih banyak
lagi langganan bisnis Amerika serikat. Dengan keberhasilan menciptakan kebiasaan bekerja sama dengan
bangsa bangsa di Eropa itu, Marshall plan dianggap berhasil memajukan persatuan
dan kesatuan Eropa. Dengan demikian, laju penyebaran komunisme dapat di
perlambat.
Dalam mengajukan sarannya, Marshall
menyatakan bahwa politik amerika serikat
tidak di tujukan untuk menentang negeri atau doktrin manapun. Walaupun
demikian, uni soviet menolak bantuan lewat Marshall plan serta melarang Negara
Negara setelitnya menerima bantuan bantuan semacam itu. Uni soviet mengutuk marshall plan sebagai suatu
rencana Imperialis dollar untuk menempatkan seluruh eropa di bawah dominasi
ekonomi Amerika serikat.
Dalam tahun 1949, Uni Soviet menandingi Marshall plan dengan Molotov
plan, yang bertujuan untuk mengikat Negara Negara satelitnya lebih dekat kepada
uni soviet sear ekonomis. Adanya marshall plan
dan Molotov plan menyebabkan perdagangan antara Eropa bagian Barat dan Eropa
bagian Timut menurun secara tajam.
Sebagian kecil rakyat Amerika
Serikat mengkritik Marshall Plan, para pengecam meragukan manfaat dana yang
begitu besar yang di gunakan untuk itu, sehingga mereka menyebutnya sebagai “
operasi pemborosan habis habisan. Ada juga beberapa yang mengecam rencana
rensana bantuan luar negeri di kemudian hari, karena bantuan itu tidak berakhir
dengan berakhirnya
Marshall plan dalam tahun 1952. Rencana rencana selanjutnya di
tekankan pada bantuan militer bagi semua Negara non komunis, jadi tidak
terbatas hanya untuk Eropa.
Membantu Tito
Dalam rangka pelaksanaan
countaimnet policy, Amerika Serikat juga membantu Negara komunis Yugoslavia.
Sebagian orang Amerika Serikat menyebutkan bahwa tindakan Amerika Serikat memberikan
bantuan kepada dictator Tito dari Yoguslavia ini sebagai tindakan gila. Itulah
aksi orang orang Amerika Serikat ketika dalam tahun 1947 Amerika Serikat menyediakan pinjaman, mesin
mesin, pasar, dan perlengkapan militer buat tito.
Dari sudut pandang pemerintah, bantuan kepada Yoguslavia ini di
berikan karena Tito bari saja memutuskan hubungan dengan kekuatan komunis Rusia
( Uni soviet ).
Dengan semangat nasionalistis yang kuat, Tito merasa kewalahan di bawah
domonasi Uni soviet. Setelah pecah dengan Uni soviet, Yugoslavia tetap sebagai
Negara komunis. Akan tetapi, dengan bantuan yang di berikan kepada Yugoslavia,
Amerika Serikat dapat mendorong Negara Negara satelit Uni Soviet lainna
melepaskan diri dari ikatannya dengan Uni Soviet.
Pembentukan NATO
Dalam tahun 1948, kelompok komunis
Czechoslovakia yang telah mendapat pelatihan oleh Uni Soviet, mengambil alih
penguasaan atas negeri itu. Banyak pihak yang menghawatirkan kejadian di
Czechoslovakia ini merupakan satu langkah dalam srtategi stalin untuk
mempreteli Negara Negara Eropa satu per satu. Satu tahunn kemudian, Amerika Serikat
bersama 11 negara lain tang terletak di kedua sisi laut atlantik menandatangani
pakta militer yang terkenal dengan namaNorth Atlantic Treaty Organization (
NATO ) ini, semua anggotanya menyetuji bahwa suatu serangan terhadap salah satu
dari mereka di pandang sebagai serangan terhadap mereka semua. Yunani dan Turki
kemudian di terima menjadi anggota NATO. Masuknya kedua Negara ini kedalam NATO
mengindikasikan bahwa bangsa bangsa yang bergabung kedalam pakta militer
tersebut telah siap untuk mempertahankan mediterania dan kawasan timur tengah
demikian juga kawasan atlantik utara, Jerman Barat, yang kemudian menjadi
Negara merdeka, bergabung dalam NATO dalam tahun 1955.
Cita cita utama pembentukan NATO adalah untuk membentuk satu tentara
internasional. Panglima tertinggi NATO pertama yang
terpilih adalah perancang D-Day, jenderal Eisenhower, yang dalam melaksanakan
tugasnya berhasil menciptakan tentara internasional yang di cita citakan
itu. Denagn gagasan dan pelaksanaan
Doctrin Trunman, Marshall Plan, dan bergabungnya Amerika Serikat ke dalam NATO,
berarti berakhirlah isolasionisme sebagai tradisi politik Amerika Serikat yang
telah berlangsung lama.
Anggota anggota NATO tidak selalu
memberikan konstribusi dana dan pasukan yang adil kepada organisasi tersebut.
Berbagai perselisihan pendapat di antara anggota anggoatanya mengenai berbagai
isu, juga menjadi kendala efektivitas NATO sebagai suatu organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar